Diposting oleh BoRoqiSsme Senin, 11 April 2011

NE

11/04/2011 11:27 WIB

Tanah Bergeser, Puluhan Rumah Ambruk di Banjarnegara

Politikindonesia - Tanah di Desa Kalitlaga Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara bergeser. Pergerakan tanah sejauh 5 hingga 15 meter itu membuat setidaknya, 56 bangunan rumah dan sebuah masjid terancam ambruk. Parahnya lagi, pegerakan tanah tersebut menuju kearah jurang yang cukup dalam.

Kejadian ini diceritakan oleh Sekretaris Desa Kalitlaga, Suprapto. Pergerakan tanah tempat berdirinya rumah-rumah warga ini mulai dirasakan warga pada Kamis (07/04). “Tapi pergerakan paling besar dirasakan pada Sabtu lalu,” ujar Suprapto, Minggu (10/04)
Dia menerangkan, dari 57 bangunan yang tanahnya mengalami pergerakan, bahkan 18 bangunan rumah dan 1 bangunan masjid sudah ambruk. Sementara empat lainnya, kondisi bangunannya terlihat sudah miring dengan lantai mengalami retak-retak.

Suprapto menyebutkan, untuk warga yang tinggal di rumah tersebut, seluruhnya sudah mengungsi. Sementara 4 rumah yang masih berdiri, sudah tak mungkin lagi ditinggali karena kondisinya sudah membahayakan. ''Untuk sementara, mereka mengungsi ke rumah-rumah tetangganya yang kondisinya masih aman,'' katanya.

Suprapto menerangkan, jika tanah tersebut terus bergerak, kemungkinan tak hanya 57 rumah tersebut yang akan jadi korban. ''Mungkin bisa bertambah, karena lahan yang bergerak bertambah luas,'' tambahnya.

Pegerakan tanah tersebut terjadi saat hujan deras, Kamis (07/04) petang. Saat itu, tanah bergerak hanya sekitar 5-6 meter. “'Saat itu kami langsung meninggalkan rumah karena khawatir rumah akan ambruk,'' ujar Wiyono, warga Katitlaga.

Diceritakannya meski pergerakan tanah pada Kamis petang tersebut belum sampai membuat rumah ambruk, namun warga sudah tidak berani lagi mendiami rumahnya.  Karena itu, ketika tanah bergerak lagi pada hujan deras pada Sabtu (09/04), sudah tak ada lagi warga yang mendiami rumahnya.

“'Karena itu, walaupun pada kejadian itu banyak rumah yang ambruk, namun tak ada yang menjadi korban,'' jelasnya.

Suprapto menyebutkan, peristiwa tanah bergerak di desanya ini sebenarnya sudah pernah terjadi pada tahun 2007. Saat itu, warga berusaha mengantisipasi dengan menanam tanaman keras di di lahan-lahan yang tanahnya mengalami pergerakan. ''Tapi keberadaan tanaman tersebut, ternyata tidak cukup menahan tanah agar tidak bergerak lagi,'' jelasnya.

Terkait kondisi ini, Suprapto mengaku sudah melaporkan ke pemerintah kecamatan dan kabupaten. Dia berharap pemerintah kabupaten bisa segera merelokasi warga di lokasi yang tanahnya bergerak ini, ke lokasi yang aman. “Kami perangkat desa, tidak memiliki dana untuk merelokasi warga. Satu-satunya cara, kami hanya bisa meminta pemerintah kabupaten untuk turun tangan,'' ucap dia.

0 komentar

Posting Komentar


Free Blog Content